Apa ada yang menderita stroke yang cukup lama tidak sembuh-sembuh juga dari kelumpuhan? Padahal berbagai obat kimia dan terapi medis sudah dijalankan, tapi tetap saja hasilnya tidak memuaskan. Kenapa tidak coba terapi minyak kelapa saja seperti kesaksian yang diliput oleh Majalah Trubus di bawah ini.
Stroke itu menghampiri Kanisius Nusa ketika bangun tidur. Hari itu, pertengahan Juni 2000, mestinya ia berangkat kerja ke sebuah peternakan ayam di Sabah, Malaysia. Jangankan mengayuh sepeda ke tempat ia mendulang ringgit, menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri pun amat sulit baginya.
Hari sebelumnya ia memang terjatuh dari kereta angin saat hendak bekerja. Namun, ia sama sekali tak menyangka dampaknya sehebat itu: bagian tubuh kiri lumpuh. Teman-temannya membawa Kanisius ke rumahsakit. Hasil diagnosis dokter di negeri jiran itu menunjukkan, anak ke-2 dari 5 bersaudara terserang stroke.
Mulailah kelahiran Maumere, Nusa Tenggara Timur, 28 Mei 1970 itu melewati hari demi hari di atas pembaringan. Ringgit hasil kerja kerasnya di negeri orang itu terkuras untuk biaya pengobatan. Sayangnya, kesembuhan yang diharapkan sulit direngkuh.
Itulah sebabnya teman-temannya membawa Kanisius pulang ke Desa Nangameting, Kecamatan Alok, Maumere. Di kampung halaman, ia kembali menjalani berbagai pengobatan. Hasilnya, sama saja, bahkan kondisinya kian parah. Ia sulit berkomunikasi secara verbal.
Siang dan malam baginya sama saja: berbaring di ruang lembap dan bau. Pertengahan 2005, Petrus Swarnam, sahabatnya berkunjung. Mereka saling kenal ketika bekerja di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Petrus kaget melihat sosok sahabatnya. Kulit tipis Kanisius membalut belulang. Bobotnya cuma tersisa 40 kg dari sebelumnya 55 kg.
Tak lama berselang Petrus mengunjungi keluarganya di Pulau Jawa. Di sanalah ia mendengar informasi soal minyak kelapa murni yang populer sebagai virgin coconut oil (VCO). Kembali ke Maumere, Petrus membawa 5 botol VCO masing-masing 90 ml. VCO itulah yang diminum Kanisius 3 kali sehari masing-masing 1 sendok makan. Pada pekan ke-4 kegembiraannya membuncah: tangannya dapat digerakkan. Itu bagai sebuah keajaiban.
Harapan kesembuhan kini disandarkan pada VCO. Ia rutin minum minyak hasil perasan Cocos nucifera. Persis pada 17 Agustus 2005 ia melepas kursi roda lantaran kaki dan tangannya berfungsi normal. Ketika dihubungi Trubus pada penghujung Maret 2006, pria 35 tahun itu lancar berkomunikasi.
Sumber: Majalah Trubus
Aturan Konsumsi VCO untuk Stroke
Tuh dahsyat banget minyak yang satu ini khan?! Nah, untuk aturan konsumsinya, saya sarankan seperti berikut ini:
- 7 hari pertama: VCO 3×1 sendok makan dikonsumsi sebelum makan atau 1-2 jam sesudah makan.
- Hari Berikutnya: VCO 3×2 sendok makan dikonsumsi sebelum makan atau 1-2 jam sesudah makan.
- Jika dalam 1 bulan terlihat hasil yang sangat signifikan, dosis bisa turun kembali menjadi 3×1 sendok makan.
Tapi perlu dicatat: Pastikan Anda memakai VCO yang asli dan berkualitas tinggi supaya terapi Anda tidak sia-sia. Jaman sekarang karena persaingan harga, banyak beredar VCO yang KW terbuat dari minyak kelapa RBD (kena proses kimiawi) atau dioplos dengan minyak kelapa yang dipanaskan.
Jika Anda ragu-ragu dengan VCO di luar sana, Anda bisa memesannya DI SINI. Atau bisa juga memakai formula khusus VCO kami yang baik untuk 1001 masalah kesehatan DI SINI.