Berbagai cara telah ditempuh oleh Suko Budi Prayogo untuk mengatasi radang tenggorokan yang diidapnya sejak lama. Untuk mengobati radang tenggorokan tersebut, Dokter menyarankan untuk menjalani operasi karena radang tenggorokannya sudah sangat parah. Suko merasa nyeri, panas, sulit bernapas, dan suara pun hilang.
Beliau memang kerap menderita kala penyakit itu kambuh. Biasanya radang tenggorokan muncul berbarengan dengan flu. Setidaknya 2 kali dalam setahun, tenggorokan penangkar bibit buah di Semarang, Jawa Tengah, itu meradang saat musim pancaroba tiba. Ia sadar betul menjaga kesehatan dengan rajin berolahraga bulutangkis. Selain itu ia juga menerapkan pola hidup sehat, antara lain menghindari minum es dan gorengan. Namun, itu belum cukup membentengi diri dari serangan virus terutama untuk mencegah radang ternggorokan yang dideritanya kambuh. Pada pergantian musim ia acap kali jatuh sakit.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Malang, Jawa Timur, Dr dr Zainal Gani, pada beberapa orang cuaca dingin saat pancaroba menyebabkan reaksi hipersensitivitas tubuh. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun dan penyakit mudah menyerang. Apalagi tenggorokan merupakan bagian internal tubuh yang terhubung dengan dunia luar melalui hidung dan mulut. Apabila ada kuman masuk dari hidung atau mulut, pertahanan pertama tubuh berada di tenggorokan. Winston Caine dalam The Male Body menyebutkan bahwa setiap tahun, 40-juta orang dewasa mengunjungi dokter gara-gara radang tenggorokan.
‘Banyak kasus radang tenggorokan disebabkan infeksi virus influenza atau bakteri,’ ujar Zainal Gani. Radang tenggorokan terjadi ketika faring atau area di sekitar amandel itu iritasi atau terinfeksi bakteri dan virus. Infeksi atau iritasi itu menyebabkan membran pada faring membengkak dan sakit. Kerap kali, amandel pun ikut terkena dampaknya. Tenggorokan berubah merah, bengkak, dan sakit.
Suko Budi mengalami radang tenggorokan terakhir pada Juli 2009. Tenggorokannya terasa perih dan panas. Untuk mengatasi radang tenggorokan nya Ia pun menemui dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) setelah sepekan merasa penderitaan itu. Dokter memberi suntikan antibiotik berdosis tinggi dan obat-obatan untuk diminum karena radang itu sangat parah. Dalam 3 hari, konsumsi obat-obatan itu membuat radangnya mereda. Namun, itu hanya sejenak.
Setelah obat habis, penyakit itu rupanya masih bersarang di tenggorokan. Rasa sakitnya bahkan lebih parah, sehingga saat bernapas pun terasa sakit. Oleh karena itu Suko kembali menemui dokter. Kali ini dokter tidak memberi obat lagi, melainkan menyarankan operasi. ‘Menurut dokter, radang yang saya derita sangat parah sehingga virus sudah menyebar dari kerongkongan ke saluran pernapasan lain,’ kata pemilik Citra Agro Nursery itu.
Namun, istri dan keluarga beliau menyarankan untuk mempertimbangkan operasi itu. Harap mafhum, beberapa bulan sebelumnya kerabat Suko juga mengalami radang tenggorokan hebat dan mematuhi saran dokter untuk operasi. Pascaoperasi tenggorokan sang kakak memang pulih, tetapi pita suara terganggu.
Keadaan itu menjadi dasar keputusan Suko Budi untuk menunda operasi sambil memikirkan jalan lain untuk mengobati radang tenggorokan tersebut. Ia meminta dokter memberi suntikan antibiotik lagi. Namun, kejadian serupa berulang: tenggorokan sembuh dan kambuh lagi ketika obat habis. Saat itulah untuk kedua kalinya dokter kembali menyarankan operasi. Suko pun lebih serius mencari jalan penyembuhan selain operasi. Ia teringat kebiasaan mengonsumsi virgin coconut oil (VCO) pada 2007 – 2009.
Selama dua tahun mengonsumsi minyak vco alias minyak kelapa murni itu ia memang jarang terkena flu atau radang tenggorokan. Semenjak itu, ia merasa kekebalan tubuhnya lebih kuat dan lebih sehat. Ia pun memutuskan berhenti mengonsumsi minyak perawan pada awal 2009. Empat bulan berselang, ia terserang radang tenggorokan parah. Ingatan itu mendorong warga Semarang Barat itu untuk mengonsumsi Minyak VCO kembali.
Baca juga: Apa Kata Para Dokter tentang Minyak Kelapa Murni untuk Pengobatan?
Baca juga: Apa Kata Para Dokter tentang Minyak Kelapa Murni untuk Pengobatan?
Pada Agustus 2009, Suko Budi mulai mengonsumsi minyak kelapa murni lagi. Dosis konsumsi 2 sendok makan, 3 kali sehari. Konsumsi VCO berkadar asam laurat 50% itu sejam pasca minum obat dokter. Namun, konsumsi obat dokter hanya berlangsung 4 hari. Setelah itu ia hanya minum minyak kelapa murni. Dua bulan berselang, radang tenggorokan Suko Budi pulih total. Yang paling menggembirakan, Suko terhindar dari operasi. Bahkan saat reporter Trubus mewawancarai, Suko tak segan minum es yang semula ia hindari.
Baca juga: Minyak Jenuh yang Katanya Tidak Sehat Ternyata Hanya Mitos
Baca juga: Minyak Jenuh yang Katanya Tidak Sehat Ternyata Hanya Mitos
VCO memang terbukti berkhasiat sebagai antibakteri dan antivirus. ‘Asam laurat dalam VCO diubah menjadi monolaurin di dalam tubuh dan mampu melarutkan dinding sel bakteri atau kapsul virus,’ kata Zainal Gani yang meresepkan VCO kepada para pasien. Meski telah sembuh, Suko kini tetap rutin mengonsumsi VCO sehari sekali. ‘Sekarang anak dan istri saya juga mengonsumsi VCO untuk menjaga stamina,’ kata alumnus Universitas Diponegoro itu. (Tri Susanti, Trubus 2010)
Tapi perlu dicatat: Pastikan Anda memakai VCO yang asli dan berkualitas tinggi supaya terapi Anda tidak sia-sia. Jaman sekarang karena persaingan harga, banyak beredar VCO yang KW terbuat dari minyak kelapa RBD (kena proses kimiawi) atau dioplos dengan minyak kelapa yang dipanaskan.
Jika Anda ragu-ragu dengan VCO di luar sana, Anda bisa memesannya DI SINI. Atau bisa juga memakai formula khusus VCO kami yang baik untuk 1001 masalah kesehatan DI SINI.