Penderita diabetes membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan luka di kaki. Butuh kesabaran ekstra dalam merawatnya, sebab rasa frustrasi yang muncul ternyata bisa memperlama proses kesembuhan.
Lamanya penyembuhan luka penderita diabetes ini karena terkait kadar kadar kortisol atau hormon stres. Kadar kortisol akan meningkat jika penderita diabetes depresi atau frustasi. Semakin depresi maka semakin tinggi kadar kortisolnya.
Penelitian di University of Nottingham mengungkapkan hubungan kadar kortisol dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka (ulcer) di kaki. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia edisi bulan Agustus.
Dikutip dari Healthday, Senin (9/8/2010), peneliti melibatkan 93 penderita diabetes yang mengalami luka di kaki. Pengamatan terhadap kondisi luka dilakukan di awal penelitian, lalu diulangi secara periodik pada pekan ke-6, 12 dan 24.
Depresi yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar kortisol menyebabkan proses penyembuhan luka di kaki berlangsung lebih lama. Temuan ini mengisyaratkan pada penderita diabetes untuk mengurangi beban pikiran yang bisa menyebabkan stres, terutama saat mengalami luka.
Selain itu, sikap tidak sabaran juga menghambat penyembuhan luka. Pada penderita diabetes, sikap tersebut seringkali berakhir dengan rasa frustrasi yang lagi-lagi dapat memicu stres dan meningkatkan kadar kortisol.
Berdasarkan penelitian tersebut, para ahli kini tengah merancang metode perawatan luka khusus untuk penderita diabetes. Salah satu tujuannya adalah untuk membantu mempercepat penyembuhan luka melalui pendekatan psikologis.
Luka di kaki terjadi pada sekitar 15 persen penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Umumnya luka tersebut disebabkan oleh cedera ringan yang berkembang menjadi lebih parah, karena pada penderita diabetes luka kecil sekalipun akan sulit disembuhkan.
Sumber: DetikHealth