Banyak orang belum bisa
membedakan mana dokter konvensional dan mana dokter holistik; mana ilmu medis
konvensional dan mana yang ilmu holistik. Tahukah Anda bahwa ketidaktahuan ini
secara tidak sadar bisa membawa Anda kepada malapetaka dan kematian?!
Kok bisa membawa malapetaka
bahkan kematian? Baiklah coba Anda simak penjelasan saya berikut ini.
Dokter kovensional adalah dokter
yang prakteknya murni dari sekolah kedokteran konvensional, tanpa ada
mempraktekkan sains atau metode pengobatan lainnya. Senjata utamanya adalah
obat kimia dan operasi. Jadi dokter konvensional ini tidak belajar alternatif
atau sains kesehatan lain di luar sekolahnya.
Sedangkan dokter holistik adalah
dokter yang belajar di sekolah kedokteran konvensional, tapi dalam prakteknya
tidak memakai standar sekolah mereka dan malah memakai sains ataupun metode
pengobatan lainnya. Jadi para dokter holistik ini memakai cara berbeda dan menyimpang dari standar medis kedokteran
konvensional. Senjata utamanya adalah nutrisi, herbal, sains dan teknologi.
Untuk obat kimia dan operasi bukan andalan mereka.
Lho kok dokter holistik ini menyimpang
ya?
Alasan Pilih Menyimpang
Ya jelas mereka pilih untuk menyimpang
karena mereka berpendapat dan mendapati bahwa sains dan metode pengobatan yang
diajarkan di sekolah kedokteran konvensional itu ada banyak salahnya. Bukan
hanya itu, mereka juga mendapati bahwa nutrisi, herbal dan terapi alami lainnya
ternyata jaauuuh lebih cepat dan dahsyat efek penyembuhannya.
Di medis konvensional, mereka tidak bisa apa-apa tanpa obat kimia dan
operasi. Sedangkan di medis holistik, mereka bisa menyembuhkan orang lewat
nutrisi/suplemen, herbal, psikoterapi dan terapi alami lainnya tanpa memakai
obat kimia dan operasi. Dan hebatnya lagi, cara alami itu minim atau bahkan
tidak ada efek sampingnya!
Di medis konvensional,
penyakit-penyakit seperti maag, asam urat diabetes, kanker stadium lanjut,
gagal ginjal, HIV/AIDS, lupus, epilepsi itu tergolong penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Sedangkan di medis holistik, semua itu bisa disembuhkan.
Nah, dari sana pasti sudah jelas
khan kenapa mereka pilih untuk menyimpang/membelot?!
Singkatan di Sebelah Nama Mereka
Jika Anda perhatikan ada
seseorang dengan gelar dokter dan dibelakangnya ada singkatan MD, PhD, atau
Prof Dr tapi menentang ilmu medis konvensional dan atau memakai ilmu alternatif,
itu berarti mereka adalah dari aliran holistik, bukan medis konvensional (atau
disebut juga aliran allopathy). Mereka yang bergelar MD mungkin dulunya adalah
seorang medis konvensional murni, tapi kemudian beralih ke holistik setelah
melihat “ketidakmampuan” allopathy dalam menyembuhkan berbagai penyakit.
Contoh para dokter holistik
modern berkelas internasional yang dulunya merupakan dokter medis konvensional
adalah Dr. Hiromi Shinya; Dr. Joseph Mercola, DO; Etienne de Harven, MD; Peter
H. Duesberg, Ph.D; F. Batmanghelidj, MD; Charles Thomas, PhD; Dr. Stefan Lanka;
Dr. Leonard Horowitz; Dr. Alan Cantwell, MD; Dr. Mohammed Al-Bayati, Ph.D., D.A.B.T., D.A.B.V.T.; Gary Null, Ph.D;
dan masih banyak lagi lainnya.
Pengertian Ilmu Pengobatan Holistik versus Ilmu Medis Konvensional
Istilah holistik bukan diambil
dari kata holy (suci), yang terkesan bahwa penyembuhan holistik adalah penyembuhan
supranatural. Bukan! Holistik diambil dari kata whole (menyeluruh) atau dari
pandangan holisme (dari bahasa Yunani ὅλος holos, yang artinya semua,
keseluruhan, total). Holistik adalah
suatu pandangan bahwa semuanya di sistem alam semesta ini (sistem fisik,
biologis, kimia, sosial, ekonomi, mental, bahasa, dll) tidak bisa ditentukan
atau dijelaskan secara bagian-bagian terpisah saja, tapi dijelaskan secara
keseluruhan. [1]
Jadi ilmu pengobatan holistik
adalah suatu pengobatan yang memandang kesehatan maupun pengobatan secara
keseluruhan dari aspek hidup manusia serta keseluruhan sistem alam semesta.
Sedangkan ilmu medis konvensional
adalah pengobatan yang memandang tubuh manusia secara terpisah-pisah, lebih
condong memperhatikan gejala daripada “akar penyakit” serta mengobati secara
fisiologis, tidak secara keseluruhan.
ilmu medis konvensional juga
disebut sebagai pengobatan allopathic atau allopathy (berasal dari Bahasa
Yunani ἄλλος, állos, lain, berbeda, + πάϑος, páthos, menderita). Istilah ini
diungkapkan pertama kali oleh Samuel Hahnemann, pendiri pengobatan homeopathy
(salah satu disiplin ilmu holistik modern). Allopathy ditujukan pada pengobatan
standar di awal abad 19 sampai sekarang, atau biasa disebut sebagai pengobatan
medis konvensional, pengobatan Barat (Western medicine), biomedicine,
scientific medicine, atau pengobatan modern. [2]
Disiplin ilmu holistik terbagi
menjadi dua, yaitu:
1. Holistik Tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang
memanfaatkan alam dengan prinsip holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu.
Biasa disebut sebagai penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan
tradisional. Yang termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal,
ayurveda, uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para
praktisinya bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan
lain-lain.
Tapi di jaman sebelum adanya
aliran allopathy (medis konvensional), gelar dokter adalah milik dari para
praktisi holistik tradisional ini. Gelar dokter itupun akhirnya diambil alih
oleh praktisi allopathy karena kelihaian “marketing” yang mereka miliki dan
menggeser paradigma masyarakat untuk lebih mempercayai allopathy dibandingkan
holistik tradisional. Sebagai penggantinya, sebutan alternatif justru diberikan
kepada pengobatan/penyembuhan holistik “awal” atau asli dari Tuhan ini. Padahal
allopathy ini pengobatan yang baru lahir, tapi anehnya kok “mengalternatifkan
kakak-kakak dan moyangnya”[4].
2. Holistik Modern
Suatu teknik penyembuhan yang
menggabungkan penyembuhan tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern
yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistik modern berawal sekitar
200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy.
Yang termasuk holistik modern
adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy
modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan
aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai
homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor of
Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai
naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi dari
aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath atau Dt
(Danton) di awal nama. [4]
Pendapat Dokter Holistik Tentang Medis Konvensional
Para dokter medis yang “membelot”
berpendapat bahwa kelemahan dari sistem ilmu medis konvensional (sistem
kedokteran Barat) yang fatal adalah ilmu ini terbagi-bagi dalam berbagai
spesialisasi. Spesialisasi ini yang membuatnya jadi kehilangan perhatian pada satu
fakta bahwa tubuh dan pikiran adalah 2 hal yang berfungsi secara bersama-sama dalam
satu sistem yang menyatu.
Karena itu seorang ahli dokter
kandungan mendekati masalah secara berbeda dengan ahli penyakit dalam atau
dokter ahli bedah tulang atau dokter ahli jiwa. Inilah prinsip holistik yang
dianut oleh para dokter murtad tersebut, sehingga mereka tidak lagi memakai
standarisasi medis konvensional yang terspesialisasi, lebih condong
memperhatikan gejala saja dan lebih bersifat merawat ketimbang menyembuhkan.
Batmanghelidj, MD, (salah seorang
dokter holistik modern) mengemukakan, praktik kedokteran klinis yang masih
berlaku sekarang ini didasarkan pada penerapan kimiawi farmakologis pada tubuh
manusia. Di sekolah-sekolah kedokteran, lebih dari enam ratus tujuh jam
dialokasikan pada penggunaan produk-produk farmasi. Hanya beberapa jam saja
yang dialokasikan pada petunjuk diet dan makanan. Sepertinya, pada sebagain
besar kondisi penyakit, para pendidik kedokteran berusaha memaksakan pengertian
laboratoris kimia ke dalam tubuh manusia [3].
Lebih lanjut Batmanghelidj
berkata:
“Masalahnya,
produk-produk farmasi atau kimia tidak menyembuhkan sebagian besar penyakit.
Lagipula, produk-produk ini (obat-obatan kimia) belum tentu aman untuk penggunaan
jangka panjang. Produk tersebut hanya menutup dan membuat diam wujud lahir penyakit
untuk sementara waktu.
Terlepas dari
seberapa ilmiah, canggih, dan menariknya, tampaknya pembenaran penggunaan
produk kimia ini sering kali tidak menghilangkan gejala medis, kecuali
penggunaan antibiotika untuk infeksi. Orang-orang bertekanan darah tinggi, yang
memulai perawatan dengan diuretika atau bahan kimia lainnya, bukanlah
disembuhkan. Mereka divonis harus melakukan perawatan selama hidup. Bahkan,
mereka sering kali harus menambah diuretika dan jenis obat lain pada saat yang
sama.
Orang-orang
yang menderita rematoid artritis tidak disembuhkan secara permanen oleh semua
analgesik yang ada di pasaran. Mereka harus menggunakan obat analgesik seumur
hidup mereka yang penuh dengan rasa nyeri.
Tidak ada
penderita diabetes yang disembuhkan; tidak ada penderita miastenia gravis yang
disembuhkan; tidak ada penderita distrofi muskuler yang disembuhkan. Meskipun
ada penelitian yang luas, bagaimana mungkin tidak ditemukan penyembuhan bagi
setiap kondisi yang banyak terjadi, misalnya “panas perut”, dispepsia, nyeri
punggung, rematoid artritis, migrain, atau asma?” [3]
Dr. Hiromi Shinya, salah seorang
dokter holistik modern yang terkenal dikalangan para gastroenterologist dan
ahli bedah seluruh dunia, mengemukakan keluhannya:
“Saya sangat
terpukul. Saya seorang dokter, tetapi tidak dapat menyembuhkan istri saya yang
muda dan cantik ataupun menghilangkan penderitaan putra dan putri saya. Di
sekolah kedokteran, saya tidak pernah mempelajari apa pun yang dapat memberi
tahu saya apa yang menyebabkan mereka sakit. Saya berkonsultasi dengan
dokter-dokter lain, dokter-dokter terbaik yang saya kenal, tetapi tak ada yang
dapat membantu saya. Menjadi seorang ahli bedah yang ahli maupun memberi obat
untuk gejala-gejala penyakit tidaklah cukup. Saya ingin tahu apa yang
menyebabkan penyakit.”
Dr. Shinya, menjabat sebagai
Profesor Klinis Pembedahan di Albert Einstein College of Medicine, New York
City dan sebagai Kepala Unit Endoskopi Bedah di Beth Israel Medical Centre.
Sebagai seorang dokter dengan prestasi yang gemilang di komunitas medis, ia
melihat banyak kesalahan-kesalahan dalam standarisasi ilmu pengobatan medis
konvensional dan kemudian setelah ia mengadakan banyak pengamatan dan beribu
uji klinis pada pasien-pasiennya, ia pun beralih ke metode holistik karena
telah mendapati kebenaran dibalik pengobatan holistik.
2 Bapak Kedokteran Juga Penganut Paham Holistik!
Hayo, siapa dokter yang masih
suka “ngeyel” dan suka melabeli sesat rekan-rekannya yang mempraktekkan
pengobatan holistik?
“Bertobatlah” dan kembalilah ke
ajaran Bapak kedokteran Anda, Sir William Osler MD yang berkata:
“Orang yang
minum obat perlu pulih dua kali. Sekali untuk pulih dari penyakit dan satu lagi
dari obat kimia itu sendiri.”
… juga berkata:
“Salah satu
tugas utama seorang dokter adalah mendidik masyarakat untuk tidak mengambil
obat kimia.”
Bahkan Bapak Kedokteran di Era
Kuno, yaitu Hippocrates, juga penganut medis holistik lho! Ia mengajarkan untuk
memakai makanan sebagai obat untuk menyembuhkan. Hippocrates dalam prakteknya
memakai madu, tanah liat, daun-daunan, akar-akar, minyak zaitun, terapi matahari,
perbaikan pola makan, propolis, dan lain sebagainya yang alami.
Sekarang apa Anda sudah tahu
siapa yang sebenarnya “sesat” dalam hal pengobatan?
Pernyataan Para Dokter Pembelot Mengenai Obat-Obatan Kimia
Pernyataan-pernyataan berikut ini
perlu kita pertimbangkan, karena mereka adalah para dokter yang sangat tahu apa itu obat-obatan kimia:
“Penyebab kebanyakan penyakit
adalah pada obatan-obatan kimia beracun yang para dokter berikan dan yakini
akan membawa kesembuhan.”
– Charles E. Page, M.D.
“Obat-obatan kimia bisa dikatakan
tidak begitu penting karena sifatnya hanya menekan gejala penyakit.”
– Hans Kusche, M.D.
“Jika semua obat-obatan kimia
diseluruh dunia dibuang ke laut, ini akan berakibat buruk bagi ikan-ikan tapi
baik bagi manusia.”
– O.W. Holmes, (Prof.
of Med. Harvard University)
“Pengobatan obat-obatan kimia
meliputi tindakan pemberdayaan, bertindak seperti pengobatan bagi penyakit,
tapi justru menghasilkan penyakit pada orang sehat. Materia medica sebenarnya
hanya sekedar mengenai obat-obatan atau bahan dan larutan kimia yang dalam satu
kata disebut dengan racun. Semua ini tidak cocok dengan tubuh vital dan
menghasilkan penyakit ketika diberikan kepada makhluk hidup. Semuanya beracun.”
– R.T. TraIl, M.D.,
dalam ceramah dua setengah jamnya kepada para anggota kongres dan para dokter,
dikemukakan di the Smithsonian Institute, Washington D.C.
“Tiap obat meningkatkan dan
membuat komplikasi kondisi pasien.”
– Robert Henderson,
M.D.
“Obat-obatan tidak pernah
menyembuhkan penyakit. Mereka hanya menekan tanda bahaya alami tubuh ketika
muncul masalah kesehatan. Racun kimia apapun yang dimasukkan dalam tubuh
manusia harus segera dibereskan walaupun ia mengurangi gejala. Rasa sakit
mungkin hilang, tapi tanpa disadari pasien malah makin parah kondisinya.”
– Daniel. H. Kress,
M.D.
“Bagian terbesar dari semua
penyakit kronis disebabkan dari obat-obatan kimia beracun yang menekan
gejala-gejala penyakit akut.”
– Henry Lindlahr, M.D.
“Tiap dokter senior tahu bahwa
kebanyakan penyakit tidak begitu terbantu dengan obat-obatan kimia.”
– Richard C. Cabot,
M.D. (Mass. Gen. Hospital)
“Obat-obatan kimia hanyalah
pereda, karena dibalik penyakit ada penyebabnya. Dan untuk penyebab inilah
obat-obatan kimia tak pernah bisa menjangkaunya.”
– Wier Mitchel, M.D.
“Orang yang minum obat perlu
pulih dua kali. Sekali untuk pulih dari penyakit dan satu lagi dari obat kimia
itu sendiri.”
– William Osler, M.D.
“Praktek medis tidak memiliki
filosofi atau akal sehat yang patut untuk direkomendasikan. Ketika sakit, tubuh
sudah penuh dengan racun. Dengan minum obat-obatan kimia, tubuh makin penuh
dengan racun, sehingga membuat kondisi makin susah untuk disembuhkan.”
– Elmer Lee, M.D., Past
Vice President, Academy of Medicine.
“Perhitungan kami menunjukkan
kira-kira empat setengah juta orang per tahun masuk rumah sakit diakibatkan
karena efek samping obat. Lebih jauh lagi, rata-rata pasien rumah sakit
memiliki sebanyak 30% kemungkinan, – tergantung berapa lama ia dirawat inap – ,
akan kembali lagi karena efek samping obat.”
– Milton Silverman,
M.D. (Professor of Pharmacology, University of California)
“Untuk apa seorang pasien yang
karena sakit kemudian menelan racun, atau menelan sesuatu yang bisa membuat
orang sehat jadi tambah sakit.”
– L.F. Kebler, M.D.
“Perlunya mengajarkan umat
manusia untuk tidak mengambil obat-obatan kimia merupakan tugas semua pihak
yang tahu efek tidak menentu dan merusak dari pengobatan medis. Dan tidaklah
lama lagi masa dimana sistem pengobatan medis akan ditinggalkan.”
– Charles Armbruster,
M. D.
“Kita cenderung berpikir bahwa
penyalahgunaan obat selalu di populasi pria dan dalam bentuk narkoba seperti
heroin, kokain, dan mariyuana. Akan mengejutkan Anda jika tahu bahwa sebenarnya
telah ada masalah yang jauh lebih besar lagi dibandingkan dugaan Anda karena
telah ada jutaan wanita yang BERGANTUNG dengan obat-obatan kimia yang
diresepkan oleh dokter.”
– Robert Mendelsohn,
M.D
Semoga dari penjelasan-penjelasan
di atas, Anda bisa memilih pengobatan yang tepat bagi Anda dan keluarga yang
Anda cintai. Sebagai penutup, saya kutip perkataan Thomas Alva Edison sebagai
berikut: “Dokter masa depan tidak lagi memberi obat, namun akan menempatkan
kepentingan pasiennya dalam rangka bimbingan kemanusiaan, bimbingan pengaturan
pola makan, dan mengenai penyebab serta pencegahan penyakit.”
Dt Awan (Andreas Hermawan)
Referensi:
[1]
http://en.wikipedia.org/wiki/Holism
[2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Allopathic_medicine
[3] Buku “Air untuk Menjaga
Kesehatan & Menyembuhkan Penyakit”, hal 13-14, karya F. Batmanghelidj, MD.
Ia adalah seorang dokter “murtad” yang ahli dalam terapi air.
[4]
https://healindonesia.com/2009/02/16/sejarah-holistik-ciptaan-tuhan-versus-ciptaan-manusia/