Apa Strategi Medis Holistik Dalam Menghadapi Wabah Covid-19?

Kengerian terhadap Covid-19 makin meningkat seiring meningkatnya jumlah yang meninggal oleh karena wabah ini.

Namun sayang mainstream lebih banyak memberitakan solusi-solusi secara konvensional sehingga masyarakat kurang memiliki informasi yang lengkap dan seimbang.

Selain informasi dari sisi medis konvensional, masyarakat juga perlu tahu informasi dari sisi medis holistik sehingga tingkat keberhasilan kita dalam memerangi covid-19 ini makin tinggi.

 

Efek Samping Global Jika Penanganan Covid-19 Murni Secara Konvensional

Apapun cara medis konvensional itu ada efek sampingnya, termasuk semua penanganan konvensional untuk covid-19 ini. Apalagi secara global. Yaitu:

  1. Banyaknya bakteri baik, mikroba menguntungkan, dan hewan kecil yang mati karena semprotan disinfektan massal (sama seperti fogging massal yang juga membuat kita jadi susah menemukan kunang-kunang. Mereka punah di banyak daerah).
  2. Pencemaran lingkungan global karena: (a) Limbah industri untuk produksi disinfektan, sanitizer, dan obat-obat kimia untuk covid-19 secara global (b) Disinfektan, sanitizer dan obat-obatan tersebut yang dibuang di tanah dan air kita sendiri (sudah terpakai pasti dibuang khan?!).
  3. Ekonomi yang hancur secara global.
  4. Kekacauan emosi global baik itu berupa ketakutan massal, ekonomi mereka yang hancur, KDRT yang meningkat, dan sebagainya).
  5. Efek samping obat sintetis untuk pengobatan covid-19.
  6. Dan masih banyak lainnya silahkan ditambah sendiri berdasarkan apa yang Anda sendiri alami dan lihat.

 

Efek Samping Obat Covid-19 yang “Serius”

Apa saja obat yang saat ini distandarkan atau diresepkan untuk pasien Covid-19?

Obat-obat tersebut diantaranya adalah Remdesivir, Avigan, Chloroquine, dan Hydroxychloroquine.

Semua obat-obat di atas statusnya masih “trial” artinya yaitu masih percobaan. Nah, tahukah Anda bahwa efek samping dari obat-obat “trial” tersebut cukup serius karena toksisitasnya (efek beracunnya) yang keras, bahkan beberapa efek sampingnya juga mirip dengan gejala atau komplikasi dari covid-19?

OK, kita cek dulu apa saja gejala dan komplikasi dari covid-19, setelah itu kita cek apa saja efek samping dari obat-obatan tersebut.

 

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

  • Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius).
  • Batuk kering.
  • Sesak napas.

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu. Sedangkan untuk komplikasi dari Covid-19:

  • Bronkitis akut.
  •  
  • Infeksi pada organ lainnya.
  • Gagal ginjal.
  • Acute cardiac injury atau cedera akut pada jantung.
  • Acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau inflamasi besar pada paru-paru.
  • Dan yang terparah adalah kematian.

 

Efek Samping Obat Covid-19

Nah, sekarang mari kita cek efek samping dari obat-obat covid-19.

 

REMDESIVIR

Remdesivir dulu rencananya untuk ebola, tapi sekarang dipakai lagi untuk mengobati covid-19. Beberapa efek samping dari remdesivir adalah pendarahan dubur, peningkatan enzim hati, muntah dan mual.

Dulu sewaktu diuji coba untuk Ebola, para peneliti mencatat efek samping remdesivir (RDV):

Sekitar satu dari empat pasien yang menjalani pengobatan mengalami efek samping yang parah, termasuk sindrom multi fungsi organ, syok septik, cedera ginjal akut dan tekanan darah rendah. 23% lainnya menunjukkan tanda-tanda kerusakan hati pada tes laboratorium. Empat pasien harus berhenti menerima infus obat sepenuhnya.

Para peneliti mendokumentasikan peningkatan serupa pada enzim hati pada tiga pasien US COVID-19

Secara umum, efek samping obat antivirus yang umum termasuk: Mual, muntah.

 

AVIGAN

Avigan merupakan obat antivirus yang mengandung favipirapir, digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus inluenza. Saat ini, Avigan sedang diteliti lebih lanjut untuk menangani infeksi virus Corona atau COVID-19.

Efek samping avigan antara lain muntah, penurunan berat badan, dan penurunan kemampuan bergerak. Selain efek samping, kemungkinan bagi yang alergi obat bisa muncul seperti  ruam yang gatal pada kulit, bengkak pada bibir dan kelopak mata, atau kesulitan bernapas.

 

CHLOROQUINE

Efek samping yang bisa muncul saat mengonsumsi klorokuin meliputi sakit kepala, tidak nafsu makan, sakit perut, diare, rambut rontok, dan kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari. Boleh dikata efek sampingnya mirip dengan kemoterapi.

 

HYDROXYCHLOROQUINE

Hydroxychloroquine memiliki berbagai efek samping, seperti penglihatan kabur, mual, muntah, kram perut, sakit kepala, dan diare.

Bahkan efek samping serius, termasuk:

  • Pemutihan warna rambut atau kerontokan rambut.
  • Perubahan mental atau suasana hati (seperti kebingungan, perubahan kepribadian, pikiran atau perilaku yang tidak biasa, depresi).
  • Perubahan pendengaran (seperti dering di telinga, gangguan pendengaran).
  • Penggelapan kulit atau jaringan di dalam mulut, kondisi kulit yang memburuk (seperti dermatitis, psoriasis).
  • Tanda-tanda infeksi serius (seperti demam tinggi, kedinginan parah, sakit tenggorokan persisten).

Nah, setelah melihat berbagai efek samping di atas, Anda bisa melihat bahwa covid-19 jadi susah sembuhnya (jadi terlihat ekstrim) bisa jadi karena pengobatan itu sendiri. Obat-obat tersebut terlalu keras!

Memang jika diuji di laboratorium, obat-obat tersebut terbukti berhasil mematikan covid-19 karena obat tersebut punya toksisitas (efek beracun) yang cukup tinggi. Tapi tentu saja, karena ia bersifat toksik, yang mati bukan hanya virus covid-19, sel sehat pun juga banyak yang rusak sehingga muncullah apa yang disebut dengan efek samping.

Apa Anda tidak yakin dengan tulisan saya tentang efek samping obat-obatan untuk covid-19 ini? Anda bisa kok mencari tahu sendiri dengan cara googling menggunakan kata kunci: “EFEK SAMPING OBAT CORONA”. Apalagi jika Anda cari dalam bahasa Inggris “COVID-19 DRUGS SIDE EFFECTS”, jumlah artikelnya jauh lebih banyak, bahkan para pakar medis saja kurang “sreg” dengan obat-obatan ini.

 

Akan Lebih Mudah Diobati & Tidak Dramatisir Jika Pakai Medis Holistik

Setelah melihat berbagai efek samping obat sintetis covid-19, mungkin sekarang Anda bertanya tentang obat yang aman untuk covid-19.

Tentu saja jika ingin yang aman, bebas dari efek samping di atas 90%, Anda perlu berpaling ke pengobatan alami. Obat alami apa sajakah yang cocok untuk pencegahan dan pengobatan covid-19?

Mainstream sering mengajarkan perlindungan dari luar seperti misalnya memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, kerja di rumah, dan semprotan disinfektan massal. Tapi lebih sedikit mengajarkan untuk perlindungan dari dalam seperti misalnya herbal atau suplemen khusus.

Nah, herbal dan suplemen alami untuk mencegah covid-19 sebenarnya ada banyak tapi saya sebutkan beberapa saja yaitu VCO (Minyak Kelapa Murni), ramuan sirih dan jahe merah, serta propolis. Jika Anda rutin meminumnya, itu akan membantu dari dalam tubuh mencegah Anda terjangkit covid-19.


Bagaimana jika sudah terjangkit? Apa saja herbal atau suplemen alami untuk mengobatinya?

Ya sama seperti untuk pencegahan, obat alaminya juga banyak kok. Diantaranya VCO (Virgin Coconut Oil), ramuan sirih dan jahe merah, serta propolis tadi juga bisa dipakai untuk mengobati covid-19.

Mungkin Anda bertanya. “Yakin itu semua bisa untuk mengobati covid-19? Bukannya medis konvensional menyatakan bahwa obat covid-19 belum ditemukan? Apa yakin bisa menyembuhkan covid-19?”

Baik, ini penjelasan saya...

 

Perbandingan Antara Yang Kimia dengan Yang Alami

Definisi medis holistik tentang obat itu luas, tidak sempit sebatas “drugs” atau obat kimia. Definisi obat menurut medis holistik adalah segala sesuatu yang terbukti bisa dipakai untuk memperbaiki bahkan menyembuhkan kondisi dan atau masalah kesehatan serta penyakit.

Seperti Anda ketahui bahwa obat-obat kimia untuk covid-19 seperti Remdesivir, Avigan, Chloroquine, dan Hydroxychloroquine itu statusnya masih obat “trial” alias percobaan. Namun keempat obat tersebut sebenarnya sudah diproduksi dan diketahui apa saja efek sampingnya sebelum adanya wabah covid-19.

Para peneliti dan pakar medis konvensional tahu bahwa ini obat keras bahkan dengan tingkat keefektifan yang “meragukan” tapi tetap saja ditetapkan sebagai pengobatan covid-19.

 

REMDESIVIR, AVIGAN, CHLOROQUINE, DAN HYDROXYCHLOROQUINEVCO, RAMUAN SIRIH DAN JAHE MERAH, SERTA PROPOLIS
Trial atau tidak diketahui “pasti” bisa untuk menyembuhkan covid-19.Trial atau tidak diketahui “pasti” bisa untuk menyembuhkan covid-19.
“Sedikit” diketahui bisa untuk mengatasi gejala-gejala dan komplikasi yang serupa dengan covid-19.Banyak diketahui bisa untuk mengatasi gejala-gejala dan komplikasi yang serupa dengan covid-19.
Penuh efek samping serius, jika tubuh tidak kuat dengan toksisitasnya, pasien bisa meninggal.Hampir atau bahkan tidak ada efek samping.
Tidak aman jika dikonsumsi orang sehat.Aman dikonsumsi oleh orang sehat.
Toksin.Nutrisi.
“Sedikit” overdosis bisa menimbulkan komplikasi membahayakan bahkan nyawa.Perlu overdosis “tinggi” baru bisa menimbulkan komplikasi membahayakan apalagi nyawa.
Mahal.Terjangkau bahkan ada yang murah.

 

Jika Anda lihat tabel perbandingan antara obat kimia dan obat alami di atas, antara yang kimia dan yang alami punya satu persamaan yaitu sama-sama trial atau tidak diketahui “pasti” bisa untuk menyembuhkan covid-19.

Namun, perbedaan antara keduanya sangat mencolok apalagi dari segi keamanan dan efektifitasnya.

Jika Anda lihat dari tabel perbandingan di atas, mana yang menang untuk segi efektivitas dan keamanan?

VCO, ramuan sirih dan jahe merah, serta propolis dikenal memiliki manfaat untuk mengatasi berbagai gejala dan komplikasi pneumonia, serta bersifat antibakteri dan antivirus. Sedangkan Remdesivir, Avigan, Chloroquine, dan Hydroxychloroquine tidak jelas memiliki manfaat untuk mengatasi berbagai gejala dan komplikasi pneumonia. Jadi dari segi “proyeksi atau perkiraan” efektivitasnya dalam mengatasi covid-19 masih lebih menang yang alami.

Ditambah lagi dari segi keamanan, sudah sangat jelas pemenangnya adalah VCO, ramuan sirih dan jahe merah, serta propolis.

Jadi sebenarnya secara logika tidaklah masalah jika mencoba (trial) herbal atau suplemen super untuk pengobatan covid-19, terlebih lagi, obat alami yang kita bahas tadi ternyata lebih unggul dalam banyak hal dibandingkan yang kimia.

Terus Anda mungkin kemudian bertanya, “Kalau memang lebih baik pakai yang alami, kenapa seluruh dunia mewajibkan yang kimia bahkan memandang sebelah mata yang alami? Apa karena kurang bukti ilmiahnya?”

Sebenarnya bukan karena kurang ilmiah atau kurang penelitian di salah satu pengobatan. Seperti dijelaskan di atas bahwa keduanya baik itu yang kimia dan yang alami, sama-sama kurang penelitian dalam hal untuk mengobati covid-19. Wabah covid-19 ini baru ada sekarang, jadi kedua jenis obat ini belum pernah dipakai untuk kasus ini sebelumnya.

Alasan yang sebenarnya itu sangat sensitif untuk dibahas karena menyangkut politik dan bisnis, apalagi levelnya global jadi mohon maaf saya tidak berani mengungkapkannya di sini. Untuk ranah ini, silahkan Anda mencari tahu sendiri jawabannya.

 

Jika Ragu, Gabungkan Saja Keduanya

Saya memahami jika Anda mungkin ragu kalau hanya memakai obat alami sebagai obat covid-19. Anda ragu karena sifat dasar manusia secara mayoritas adalah mengikuti kebanyakan (ikut apa yang mayoritas ikuti). Anda ragu mungkin juga karena sains kesehatan apalagi sains medis holistik bukanlah bidang Anda, sedangkan saya yakin akan hal ini karena saya menekuni sains medis holistik sudah lebih dari 15 tahun.

Jika Anda ragu hanya memakai obat alami saja (karena tidak diikuti mayoritas) dan Anda juga ragu dengan obat kimia (karena takut akan efek sampingnya), cara yang bijaksana adalah menggabungkan keduanya.

Adalah hal yang aman bahkan lebih baik dilakukan jika Anda menggabungkan yang kimia dengan yang alami. Jangan hanya mengandalkan yang kimia saja, seperti contoh kasus-kasus atau testimoni-testimoni di bawah ini, mereka menggabungkan obat kimia dengan obat alami.

Silahkan Anda klik salah satu judul di bawah untuk melihat detail testimoninya.

Testimoni Tung Desem Waringin yang Positif Corona Covid-19

Pasien COVID-19 Cepat Sembuh dengan Tambahan Minyak Kelapa (VCO) Dosis Tinggi

Bima Arya Bocorkan Ramuan yang Diminum Selama Isolasi Akibat Covid-19

 

Propolis Mempercepat Kesembuhan dari Covid-19



Jika Anda sudah membaca semua testimoni-testimoni di atas, Anda bisa melihat fakta-fakta berikut:

  1. Mereka sembuh lebih cepat.
  2. Efek samping yang dialami lebih sedikit.
  3. Obat alami tersebut tidak kontraindikasi dengan obat kimia.
  4. Tingkat keberhasilan sembuh jadi lebih tinggi.

 

Apa Tuhan Kurang Persiapan?

Kita tahu bahwa Tuhan tidak bodoh dan tidak kurang persiapan, termasuk dalam melihat apa yang akan dialami oleh manusia di masa depan. Semuanya sudah dipersiapkan oleh Tuhan dari sejak diciptakanNya dunia. Dia bisa melihat jauh ke masa depan, apa saja yang dibutuhkan oleh manusia, termasuk masalah covid-19 ini.

Sebenarnya Tuhan sudah menyiapkan semua obat alami untuk semua penyakit manusia, tapi tidak banyak manusia yang memahaminya (terlebih lagi yang atheis). Hanya orang-orang alternatif dan medis holistiklah yang memahami hal ini.

Anda yang beriman dan percaya kepada Tuhan, yakin pulalah dengan alam ciptaanNya, jauh melebihi keyakinan Anda terhadap ciptaan manusia.

Lidah bisa saja berkata, "Aku percaya Engkau Tuhan," tapi tindakan kita jutru berkata lain, "Aku lebih percaya caraku Tuhan, daripada caraMu. Aku lebih percaya ciptaanKu Tuhan, daripada ciptaanMu.”

Atau mungkin bukan karena masalah iman, Anda lebih pilih cara konvensional adalah karena masalah ketidaktahuan. Jika Anda ingin tahu lebih lagi tentang sains medis holistik, silahkan Anda mengikuti kursus online-nya gratis DI SINI.

Baca juga: Tips Sembuhkan Covid-19 Dengan Air Kelapa dan Minyak Kelapa

Semoga dengan artikel ini, informasi tentang covid-19 yang Anda terima jadi lebih lengkap karena mendapatkannya dari dua sisi (medis konvensional dan medis holistik), sehingga Anda dan keluarga memiliki tingkat selamat lebih tinggi dalam melawan wabah covid-19 saat ini.

Dt Awan (Andreas Hermawan)

 

Disclaimer: Artikel ini bukanlah sebuah jurnal atau tulisan ilmiah dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan standar pengobatan yang sudah ada. Artikel ini merupakan sebuah opini penulis dilihat dari pengalaman penulis di dunia medis holistik serta fakta-fakta yang terjadi di dunia seputar covid-19, dengan harapan supaya masyarakat bisa mendapat informasi yang lebih lengkap dan seimbang, tidak hanya dari sisi medis konvensional saja, tapi juga dari sisi medis holistik.

 

Referensi:

https://www.livescience.com/coronavirus-covid-19-treatments.html

https://www.rxlist.com/consumer_remdesivir_rdv/drugs-condition.htm#what_are_side_effects_of_remdesivir_rdv

https://www.bakersfield.com/ap/national/two-thirds-of-severe-covid-19-improved-on-gilead-s-remdesivir/article_0a2a3858-5c63-5a93-ab31-aea311ea6c84.html

https://www.suara.com/health/2020/04/09/112036/bahaya-klorokuin-hidroksiklorokuin-dan-azitromisin-untuk-obat-covid-19

https://health.grid.id/amp/352100352/sempat-dilarang-idi-dan-jubir-presiden-obat-corona-dari-dalam-negeri-dengan-kandungan-obat-malaria-siap-diedarkan?page=all

https://www.medisholistik.com/2020/11/ilmuwan-filipina-uji-coba-manfaat.html

https://abcnews.go.com/Health/Healthday/story?id=6149144&page=1

https://www.hindawi.com/journals/iji/2017/8741851/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23522239

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20149584

 

Danton Awan

Seorang praktisi medis holistik Ananopathy yang mempraktekkan pengobatan dengan nutrisi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<