Sejak ribuan tahun yang lalu, madu dikenal sebagai produk lebah yang memiliki daya penyembuhan dan mampu memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Madu adalah makanan universal yang dikonsumsi oleh seluruh umat manusia sejak dari jaman dahulu kala.
Di dalam kitab-kitab suci berbagai agama, tertulis pula khasiat madu sebagai sumber makanan alami yang menyehatkan.
Berdasarkan penelitian ilmiah, madu mempunyai sedikitnya lima kegunaan, yaitu sebagai:
- Anti Oksidan
- Antiseptic
- Sumber energi
- Memperbaiki sel-sel jaringan tubuh
- Menyediakan beragam nutrisi yang penting bagi tubuh. Menurut penelitian, dalam madu, juga terdapat sekitar 21 nutrisi seperti kalsium, magnesium, kalium, dan vitamin B kompleks.
Maski khasiat madu sudah diakui banyak orang, namun ada pendapat dari beberapa pakar yang tidak menyarankan pemberian madu untuk bayi berusia di bawah satu tahun. Ditakutkan, madu bisa mengandung bakteri yang disebut clostridium botulinum. Jika bakteri itu masuk ke dalam tubuh, maka akan tumbuh di dalam usus dan melepaskan neurotonix yang dapat mengakibatkan kelumpuhan otot-otot sehingga anak mengalami diare atau tidak bisa buang air besar.
.
Rentan Terkena Penyakit
Ketakutan akan infeksi bakteri C. botulinum terhadap bayi beralasan. Di bawah umur 2 bulan, sistem biokimia pencernaan bayi masih rentan. Saat dia menginjak usia 6 bulan, sistem pencernaannya akan mulai kuat untuk mencerna makanan selain ASI. Tetapi, perlu diingat bahwa bayi dapat terinfeksi C. botulinum dari paparan makanan lain dan faktor lingkungan.
C. botulinum ada di mana-mana, bisa ditemukan di tanah, air, dan debu yang beterbangan di udara. C.botulium juga bisa dari makanan yang diproses dengan cara yang kurang higienis. Madu yang diolah dengan tidak berstandar tinggi juga akan menghasilkan madu yang kurang berkualitas dan terpapar bakteri ini.
.
Pilih Madu yang Benar-Benar Berkualitas
Mengingat manfaat madu yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh semua orang, solusi yang paling aman untuk bayi kita adalah tetap memberinya madu, terutama bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, agar daya tahan tubuhnya berkembang. Madu sangat baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit karena kaya akan anti oksidan. Pada anak usia setahun ke atas yang sedang aktif bergerak, madu juga bisa diberikan sebagai sumber energinya. Tapi, yang perlu ditekankan adalah cara memilih madu yang berkualitas karena madu berkualitas baik, umumnya tidak mengandung bakteri C.botulinum.
Dalam Bee Culture: The Magazine of American Beekeeping, Ross Conrad menuliskan bahwa pada dasarnya, madu bersifat antibakteri dan antimikroba. Madu juga bersifat higroskopis, yaitu menyerap air lingkungan sekitarnya sehingga tidak ada bakteri yang bisa hidup di lingkungan seperti itu. Madu yang mempunyai kandungan air di bawah 18% juga tidak memungkinkan adanya mikroorganisme yang berkembang di dalamnya. Kerusakan madu justru sering terjadi saat proses pengolahan.
Dengan menimbang sifat alamiah madu yang antibakteri tersebut, beberapa organisme kesehatan yang berhubungan dengan produk perlebahan, seperti Center of Disease Control (CDC) dan The American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa madu tetap boleh diberikan ke bayi berusia di bawah satu tahun, asalkan madu tersebut murni dengan kandungan air rendah alias madu berkualitas.
Jadi contoh madu apa yang bisa diberikan ke anak balita? HDI Clover Honey adalah madu berkualitas dengan kandungan air sekitar 17,1% dan diolah secara higienis kurang dari 24 jam setelah madu dipanen tanpa melalui proses pemanasan. Untuk mendapatkan detail informasi tentang HDI Clover Honey dan pemesanannya, silahkan Anda KLIK DI SINI.
Jadi, masih mau coba-coba memberi madu yang asal untuk balita Anda?
Sumber: Breakthrough-Generation.com