Tahukah Anda bahwa urin juga merupakan sumber antioksidan? Jadi, Anda tidak harus memperoleh dari buah dan sayur. Antioksidan adalah senyawa yang memiliki kemampuan mengatasi atau menetralisasi radikal bebas.
Kemampuan urin sebagai antioksidan membuat tubuh terbentengi dari segala gangguan kesehatan, baik yang berasal dari dalam maupun luar tubuh. Beberapa penyakit dan beberapa dari 29 kondisi AIDS bisa diatasi dengan terapi urin.
Dalam urin telah ditemukan berbagai komponen antioksidan seperti misalnya beta karoten, vitamin C, dan vitamin F. Kadar dari masing-masing antioksidan, itu dipengaruhi dari pola makan dan gaya hidup pemilik urin itu sendiri. Perokok dan orang yang tidak menjaga dengan baik makanannya, memiliki kadar antioksidan rendah di dalam urinnya.
Martha Christy dalam artikel “Your Own Perfect Medicine” mengungkapkan bahwa Dr. A.H. Free, salah seorang pendiri Miles Laboratories, berhasil menemukan ratusan senyawa dalam urine. [157]
Senyawa-senyawa itu dalam bentuk asam amino (misalnya, lisin dan metionin), karbohidrat rantai pendek (glukosa), vitamin (termasuk vitamin sumber antioksidan seperti asam askorbat – vitamin C) dan mineral (macam zat besi, magnesium, potasium, atau seng).
Yang mengejutkan, urine kita ternyata juga mengandung antioksidan tertinggi di antara beberapa jenis cairan tubuh manusia. Fakta itu tertuang dalam tulisan Ziobro A dan Bartosz G dari University of Iodz, Banacha, Polandia, berjudul “A Comparison of the Total Antioxidants Capacity of Some Human Body Fluids”. Dalam tulisan itu dipaparkan hasil penelitian yang membandingkan kadar total antioksidan (TAC) pada pelbagai cairan tubuh manusia dan beragam usia. [179]
Urin mengandung berbagai jenis mineral, vitamin, hormon, enzim, anti-bodi, asam amino essensial dan non-essensial, dan senyawa lain yang berguna. Sampai sekarang sudah ditemukan lebih dari 300 macam bahan senyawa aktif. Bahan senyawa ini bukan saja ditemukan dalam bentuk murni, akan tetapi juga sudah dibio-aktifkan, sehingga dengan mudah dapat diserap oleh tubuh tanpa harus membutuhkan bantuan enzim. [157]
Rutin mengonsumsi urin ketika sakit akan memicu munculnya efek self-healing power, yaitu kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri dari dalam. [158]
.
Efek Vaksinasi Ketika Minum Urin
Prof. Dr. Ryoich Nakao, direktur dari Miracle Cup of Liquid, Urine Research Institute di Jepang, menyatakan bahwa urin tidak bersifat toksik (beracun), walaupun ditemukan beberapa zat toksik atau antigen pada air seni, namun jumlahnya sangat kecil sekali, dan terutama bila seseorang sedang sakit, zat beracun atau antigen yang dalam jumlah kecil ini malah menyumbangkan efektifitas dari terapi urin. [159]
Bila zat toksik atau antigen (misalnya virus) yang sudah lemah masuk kembali ke dalam tubuh, maka mekanisme sistem pertahanan tubuh segera bereaksi. Zat-zat atau antigen yang keluar dari tubuh bersama dengan air seni, adalah sama dengan zat-zat (antigen) yang terlibat dalam proses penyakit yang sedang dialami. Maka antigen atau virus tersebut akan menstimulasi sistem daya pertahanan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang penyakit yang bersangkutan, dan berarti akan melawan terhadap penyakit yang sedang dideritanya.
Hal ini sama saja dengan vaksinasi, dimana sejumlah kecil antigen atau virus yang sudah dilemahkan disuntikan kembali ke dalam tubuh, sehingga menstimulasi sistem imun memproduksi antibodi untuk melawan penyakit yang bersangkutan. Apabila Odha meminum air seninya sendiri yang mengandung berbagai miroba atau virus, maka akan merupakan vaksin yang melawan penyakitnya, dalam hal ini disebut auto-vaksin.
.
Terapi Urin Telah Mendunia
Dalam pertemuan ilmiah Konferensi Dunia Ke-2 tentang Terapi Urin yang diselenggarakan di Gersfeld, Jerman, pernah dilaporkan 3 hasil pengalaman dan penelitian terapi auto urin terhadap HIV/AIDS dengan perincian sbb: (1) 1 kasus mengenai pengalaman sendiri oleh Cesar Perez Falero, (2) 1 kasus penderita HIV yang dilaporkan oleh Alex Lattanzi, dan (3) laporan hasil pengobatan dari 33 kasus HIV oleh Dr. Victoria Seme. Ketiga laporan tersebut tercantum dalam buku Proceedings Second World Conference on Urine Therapy, Gersfeld, Germany, May 1999. Dan di dalam buku pintar, Terapi Urine, oleh Mega Tantra, Penerbit Taramedia dan Restu Agung, 2001, memuat 5 laporan kesaksian tentang efektivitas terapi urin terhadap HIV/AIDS. [160]
Sudah banyak ditemukan, baik di India, Eropa, Cina, Jepang, Amerika dan negara-negara lain, rumah-sakit rumah-sakit yang melayani pasiennya dengan cara pengobatan memakai urin. Juga di negara-negara tersebut sudah ada lembaga-lembaga penelitian terapi urin. Pengobatan terapi urin sekarang mengalami kebangkitan yang luar biasa dan sudah mendunia dengan bukti sejak tahun 1996 sudah terselenggaranya 3 kali Konferensi Dunia Tentang Terapi Urin. yang pertama di India pada bulan Februari 1996, kedua di Jerman pada bulan Mei 1999 dan yang ketiga pada bulan April 2003 yang baru lalu di Belo Horizonte, Brasil.
Tidak salah lagi kalau John W. Amstrong, pelopor urin terapi zaman modern dari Inggris, menyebut air seni sebagai The Water of Life. Koen van de Kroon, pakar terapi urin terkenal dari Belanda menyebutnya sebagai The Golden Fountain, dan Dewa Shiwa dari India, 5000 tahun yang lalu sudah menamakannya The Holy Water! [161]
.
Bagaimana Menerapkan Terapi Urin?
Pada awalnya memang tidak mudah bagi siapapun meminum air seninya sendiri. Apalagi selama ini orang terlanjur menduga, air seni itu kotor dan merupakan buangan tubuh.
Tapi Anda harus berpikir, mana yang lebih utama, keselamatan nyawa Anda atau perasaan jijik?! Terapi urin itu sendiri telah diteliti dengan banyak penelitian, jadi Anda tidak perlu ragu lagi akan keabsahan ilmiahnya. Bukan hanya sudah teruji ilmiah, kehebatannya juga telah disempurnakan dengan kesaksian nyata dari para pasien yang berhasil sembuh. Uji ilmiah bisa dimanipulasi, tapi lain halnya dengan kesaksian kesembuhan yang merupakan bukti nyata dari kemanjuran suatu pengobatan.
Urin yang terbaik adalah pada saat kita bangun di pagi hari, karena pada malam hari, tubuh kita telah memproduksi banyak hormon. Air seni yang segar di pagi hari, diambil dari bagian tengah dari aliran kencing. Pada awal kencing, urin dibuang, setelah itu baru ditampung. Cara penampungan seperti ini menghindari kontaminasi dari alat kelamin bagian luar, walaupun sebenarnya urin itu sendiri steril. Aliran akhir sebelum berhenti kencing juga dibuang. Setelah ditampung, aliran tengah segera diminum (tidak boleh lebih dari lima menit). Lewat dari lima menit akan terjadi proses oksidasi, sehingga urin akan berubah rasa dan bau. [176]
Karena rasanya yang cenderung tidak enak dan berbau, sebaiknya Anda mencobanya satu-dua sendok per hari. Perlahan-lahan tingkatkanlah jumlah konsumsinya. Anda juga bisa mencampurkan urin pada teh, juice, atau minuman lainnya. Tapi jangan campurkan pada minuman yang panas, karena panas akan merusak enzim pada urin.
Apabila tidak ada penyakit berat, Anda bisa minum urin sebanyak 100 – 200 ml setiap hari.
Untuk kasus penyakit berat yang memperlihatkan kondisi atau “penyakit oportunistik” seperti penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, stroke, TBC, hepatitis, kanker, dan lain-lain, frekuensi takarannya perlu dapat ditingkatkan menjadi beberapa kali dalam sehari. Khusus menghadapi kanker, penderita dianjurkan meminum paling sedikit lima kali 200 ml per hari.
Rasa urin memang bisa berbeda-beda tergantung dengan apa yang kita makan sebelumnya. Bila ingin air seni terasa tawar, perbanyak makan sayur dan buah. Mengonsumsi daging akan membuat urin jadi terasa lebih asin, asam, atau bisa juga pahit.
Pada beberapa orang, terapi urin akan memunculkan proses detoksifikasi, yaitu proses dimana tubuh mengeluarkan racun dalam tubuh. Proses ini bisa menimbulkan reaksi yang tidak nyaman, seperti misalnya diare, batuk, pusing-pusing, berjerawat, gatal dan lain-lain. Tapi perlu Anda pahami bahwa ini bukanlah efek samping, karena efek samping artinya tubuh menolak suatu pengobatan. Sedangkan detoksifikasi adalah proses tubuh yang sedang mengeluarkan racun atau zat-zat berbahaya.
Baca juga: Tips Mengobati HIV/AIDS dengan Minyak Kelapa Murni
Bila terjadi hal demikian, Anda bisa berhenti selama 3-5 hari, kemudian mulai meminumnya lagi dengan dosis yang paling kecil (1 sendok teh) dan berangsur-angsur ditingkatkan sampai bisa segelas 200 ml.
.
Referensi:
[157] http://www.all-natural.com/urine.html
[158] http://innerself.com/Health/urine.htm
[159] http://www.wise-mens-web.com/ut_3_conf.html
[161] http://dapursehatmarina.blogspot.com/2006/10/khasiat-air-kelapa-dan-urin-untuk-hiv.html
[176] http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0411/16/013441.htm
[179] http://www.cmbl.org.pl/pdf/Vol8_p415.pdf