Penyakit ini kian akut di negara-negara berkembang, ditempat yang penduduknya masih menghuni tempat tinggal yang tidak layak. Mereka menyimpan air di tempat-tempat yang menjadi sarang utama nyamuk Aedes aegypti, seperti: bak mandi, ember dan tempat yang menyebabkan genangan air yang tidak mengalir. Genangan air tersebut merupakan tempat terbaik bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, semakin tinggi curah hujan berarti semakin banyak jumlah nyamuk Aedes aegypti yang mengakibatkan semakin cepat pula penyebaran wabah demam berdarah ke berbagai daerah bahkan negara.
Nyamuk Aedes aegypti tidak mengenal usia mangsanya, dapat menyerang orang dewasa, anak-anak, hingga balita. Bahkan tidak jarang penyakit ini menyebabkan kematian.
Gejala Demam Berdarah
- Biasanya ditandai dengan demam tinggi 2-7 hari, fenomena pendarahan, pembesaran hati dan kegagalan sirkulasi/syok.
- Bisa disertai dengan nyeri kepala, nyeri otot, timbul ruam/kemerahan di kulit, nyeri tulang, mual, dan nyeri ulu hati.
- Timbul bercak-bercak merah di muka, lengan tungkai dan langit-langit mulut. Mimisan dan pendarahan gusi juga dapat terjadi. Keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan pendarahan organ dalam tubuh.
- Angka trombosit kurang dari 100.000/mm3, hematrokit lebih dari 20% dari normal.
- Fase kritis, antara hari ketiga dan kelima, disertai dengan suhu tubuh menurun, keringat banyak, gelisah, jari kaki dan tangan dingin. Pada fase ini, resiko terjadinya syok meningkat dan dapat menjadi fatal.
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan cara melakukan 3M:
- Menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.
- Menutup rapat tempat tempat penampungan air.
- Mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti misalnya kaleng bekas, plastik, dan lain-lain.
Dan tidak hanya itu, kita juga perlu mencegahnya dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita dengan menjalankan pola hidup sehat melalui istirahat cukup, olahraga teratur, pola makan seimbang, serta asupan nutrisi tambahan dari suplemen. Saya sendiri pernah berulangkali digigit nyamuk DBD, tapi tidak mengalami infeksi (sakit) oleh karena daya tahan tubuh saya yang kuat.
Bagaimana Produk Perlebahan dapat Membantu?
Untuk suplemen yang bisa membantu Anda mencegah dan menyembuhkan DBD, saya merekomendasikan suplemen produk perlebahan seperti misalnya propolis, bee pollen, dan madu. Bee Propolis atau yang dikenal juga sebagai Russian Penicilin merupakan antioksidan yang kuat dan antibiotik alami yang dihasilkan oleh lebah. Namun tidak seperti antibiotik pada umumnya yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, bee propolis justru meningkatkan sistem pertahanan tubuh secara alami.
Bee pollen mengandung lebih dari 200 jenis nutrisi yang penting bagi tubuh sehingga membantu meningkatkan stamina tubuh semasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan.
Dengan menggabungkannya dengan madu yang kaya akan enzim dan mineral, proses penyembuhan dari DBD akan lebih cepat dan pasti. Selain untuk penyembuhan, Anda juga dapat rutin mengonsumsi ketiga produk perlebahan ini untuk melindungi diri dari serangan DBD dan penyakit lainnya.
Contoh Kesaksian
Kesaksian-kesaksian di bawah ini adalah contoh dari penggunaan suplemen produk perlebahan dari perusahaan High Desert seperti HD Bee Propolis, HD Pollenergy (Bee Pollen), HD HoneybeePollens (Bee Pollen), dan HD Clover Honey (madu gurun asli).
.
Anakku Terbebas Dari Gejala Demam Berdarah
Fanella Aprilia, 7 Tahun. Bogor
Puteri saya yang kedua, Flanella, sering sakit-sakitan. Selain itu, nafsu makannya kurang sehingga kondisi tubuh dan daya tahannya pun lemah. Keadaan ini sudah berlangsung cukup lama. Saya, sebagai orang tuanya, sudah sering kali membawa Flanella berobat ke rumah sakit, berkonsultasi dengan dokter dan paramedis setempat.
Dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa Flanella mengalami gangguan pencernaan dan harus banyak mengonsumsi vitamin dan suplemen yang dijual bebas di pasaran. Setelah dicoba, tidak ada satu pun vitamin dan obat-obatan yang cocok untuk Flanella. Kondisinya sama sekali tidak berubah.
Selang beberapa hari kemudian, puteri saya terkena gejala demam berdarah. Saya segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa, puteri saya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Berdasarkan diagnosis, trombosit Flanella mengalami penurunan. Suhu tubuhnya pun meningkat menjadi 39.7°C. Saat itu, sebagai orang tuanya, saya sungguh sangat panik.
Di tengah-tegah kepanikan itu, saya teringat rekan saya, Pak Anthony, yang pernah menawarkan produk High-Desert. Saya membeli 1 paket produk HD dan sesuai petunjuk dan dosis pemakaian, saya memberikan Clover Honey, Royale Jelly Liquid, dan Honeybee PollenS kepada Flanella. Hasilnya sungguh luar biasa. Tiga hari setelah mengonsumsi produk-produk High-Desert tersebut, suhu tubuh Flanella kembali normal, dan trombositnya kembali meningkat (dari 130.000 mm3 menjadi 150.000 mm3). Bintik-bintik yang ada di permukaan kulit pun turut hilang.
.
DBD, Tifus, Gangguan Lever
Thomas Supriyadi, 46 Tahun. Semarang
Pada 18 Mei 2006, saya merasakan gejala-gejala seperti cepat lelah, mengantuk, tubuh lemas, badan terasa demam (dari pinggang hingga telapak kaki terasa panas), dan buang air besar setiap sehabis makan. Pada 19 Mei 2006, saya memeriksakan diri ke dokter, namun tidak melakukan tes laboratorium, hanya diberi obat antibiotik dan vitamin, serta obat penurun panas dan penghilang rasa mual.
Namun, kondisi tubuh saya tidak membaik. Rasa haus, mual semakin meningkat dan diikuti muntah, sehingga pada 21 Mei 2006, pukul 21.30 WIB saya memutuskan untuk kembali memeriksakan diri ke rumah sakit. Kali ini saya menjalani tes laboratorium. Kesimpulan sementara hasil laboratorium menunjukkan bahwa saya diduga terkena demam berdarah. Namun, dokter masih mengizinkan saya pulang. Di rumah, saya mengalami rasa mual dan muntah setiap sehabis makan/minum (3x dalam waktu satu malam).
Karena keadaan tetap tidak membaik, saya masih mual dan muntah, bahkan panas badan saya mencapai 38,5º C. Pada 22 Mei 2005, pukul 05.45 WIB, saya kembali ke rumah sakit dan diharuskan untuk rawat inap. Saya kembali melakukan tes laboratorium dan disimpulkan bahwa saya terkena tifus, demam berdarah, serta gangguan fungsi hati. Selama dirawat di rumah sakit selama 4 hari (22-26 Mei 2006), pengobatan yang saya dapatkan diprioritaskan untuk mengobati demam berdarah dan menjalani tes laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap pagi hari.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, selain mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter, saya juga mengonsumsi produk High-Desert, seperti Pollenergy 520 , Bee Propolis, Royal Jelly Tablet, dan Clover Honey. Ternyata trombosit saya mengalami peningkatan yang cukup pesat, dari yang sebelumnya hanya tinggal 88 K/μl menjadi 210 K/μl.
Karena dokter menganggap kondisi saya sudah cukup membaik, saya diizinkan pulang, dan melanjutkan terapi pengobatan dengan tetap mengonsumsi obat dokter dan produk HD selama 10 hari. Setelah persediaan obat dokter habis, saya kembali melakukan kontrol ke dokter didahului dengan tes laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa saya masih terkena gangguan fungsi hati (nilai SGOT, SGPT, dan Gamma GT masih sangat tinggi). Selain itu, saya memang masih mempunyai keluhan yang lain, seperti selalu ingin buang air besar setiap sehabis makan (3x sehari), dan kotoran yang keluar seperti sedang mengalami diare. Kemudian, dokter kembali memberikan resep obat.
Saya juga berkonsultasi dengan dr. Idawati, konsultan medis HD Semarang. Saya memutuskan hanya mengonsumsi produk HD, seperti Pollenergy 520, Propolis, Royale Jelly Liquid. Empat hari setelah itu, buang air besar saya sudah kembali normal dan hanya 1 kali pada pagi hari. Kondisi fisik terasa normal, rasa kantuk dan lemas pada persendian sudah hilang. Dua belas hari kemudian, saya kembali melakukan tes laboratoium dan pemeriksaan dokter. Disimpulkan bahwa kondisi saya sudah sehat dan disarankan untuk tetap berhati-hati terhadap makanan yang dapat memicu kambuhnya penyakit saya.
Kini, setelah rutin mengonsumsi produk HD, saya sangat merasakan manfaatnya. Badan terasa lebih sehat dan bugar. Terima kasih banyak HD.
.
Gejala Tifus dan Gejala Demam Berdarah
Yonathan Sebastian, 14 Tahun. Semarang
Pada tanggal 26-28 Januari 2006, putera kami Yonathan Sebastian mengalami panas yang tinggi. Kami berinisiatif membawanya ke dokter untuk diperiksa dan dokter memberinya obat.
Pada tanggal 30 Januari 2006, kami membawa Yonathan ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan darah. Hasil laboratorium tersebut menunjukkan bahwa Yonathan terkena gejala tifus dan gejala demam berdarah, dengan tingkat trombosit hanya 71.000 sedangkan angka normal trombosit adalah 150.000–400.000. Untuk itu, dokter menyarankan agar Yonathan dirawat.
Walaupun trombositnya rendah, kami tidak merawat Yonathan karena keterbatasan biaya. Kami hanya memberikan Dynamic Trio (Pollenergy, Propolis, Royale Jelly Liquid) dan Clover Honey per 30 Januari 2006 pada pukul 07.00 malam, karena Yonathan tetap terlihat sehat walaupun trombositnya rendah (Yonathan juga rutin mengonsumsi Honeybee PollenS). Saat itu suhu tubuhnya 39 derajat, tetapi pada pukul 12.00 malam, sudah turun menjadi 37 derajat.
Pada tanggal 31 Januari 2006, Yonathan melakukan pemeriksaan darah lagi dan trombositnya mengalami kenaikan menjadi 112.000. Namun, pada 2 Februari 2006 trombosit Yonathan turun lagi (88.000) karena Yonathan terlalu banyak melakukan aktifitas. Sambil mengontrol aktifitas Yonathan dan memberinya produk HD, tanggal 6 Februari 2006, Yonathan melakukan pemeriksaan darah lagi, dan trombositnya telah kembali normal menjadi 272.000.
Healindonesia, Awan (Andreas Hermawan)
.
Pemesanan & Konsultasi
Sebelum memesan paket resep alami ini, dianjurkan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan kami sehingga terapi yang akan dijalankan bisa tepat dengan kondisi Anda. silahkan Anda menghubungi kami dengan cara KLIK DI SINI.