Cara Mengobati Diabetes Tanpa Obat Kimia & Suntik Insulin, Lengkap dengan Pola Makannya



Obat kimia untuk diabetes serta insulin memang jadi standar pengobatan konvensional. Tapi sayang, teknik pengobatan seperti ini realitanya tidak aman, ada efek sampingnya. Walaupun awalnya kondisi penderita membaik dengan teknik ini, faktanya adalah kondisinya kemudian makin memburuk.

Mari kita bahas satu per satu efek sampingnya di bawah ini...


Efek Samping Suntik Insulin

Meskipun terapi suntik insulin memberikan manfaat bagi pengidap diabetes, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kebutuhan untuk meningkatkan dosis insulin seiring berjalannya waktu, serta kompleksitas yang meningkat dalam merencanakan perawatan.

Selain itu, penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko hipoglikemia berat, risiko kematian yang lebih tinggi, dan potensi peningkatan risiko terkena beberapa jenis kanker, termasuk kanker pankreas.

Beberapa efek samping umum yang dapat timbul akibat penggunaan insulin antara lain:

1. Kenaikan berat badan pada awal penggunaan, karena sel-sel mulai menyerap glukosa.

2. Risiko gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia).

3. Kemungkinan timbulnya ruam, benjolan, atau pembengkakan di area suntikan.

4. Potensi timbulnya kecemasan atau depresi.

5. Kemungkinan mengalami batuk saat melakukan suntikan insulin.

6. Risiko peningkatan serangan jantung.

7. Risiko peningkatan risiko stroke.

8. Kemungkinan munculnya komplikasi mata.

9. Potensi timbulnya masalah ginjal.

Meskipun insulin merupakan terapi yang penting untuk mengelola diabetes, penting untuk memahami dan mengantisipasi potensi risiko dan efek samping yang mungkin timbul. 


Efek Samping Obat Diabetes: Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Efek samping obat diabetes dapat terjadi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penting untuk memahami dan mengantisipasi efek samping ini guna menjaga kesehatan yang optimal.


Efek Samping Jangka Pendek

Sekitar 30% orang yang menggunakan obat diabetes dapat mengalami efek samping gastrointestinal, seperti diare, mual, dan muntah. Selain itu, beberapa efek samping lain yang mungkin terjadi meliputi:

1. Hidung tersumbat atau pilek.

2. Penurunan kadar gula darah.

3. Peningkatan produksi keringat.

4. Rasa tidak nyaman di dada.

5. Sakit kepala.

6. Rasa lemah dan kelelahan pada tubuh.


Perlu diperhatikan bahwa obat diabetes juga dapat menyebabkan efek samping serius yang jarang terjadi, yaitu asidosis laktat. Kondisi ini terjadi ketika terjadi penumpukan asam laktat yang berbahaya dalam darah. Asidosis laktat dapat menyebabkan tekanan darah rendah, peningkatan detak jantung, dan dalam kasus yang parah, bahkan dapat berujung pada kematian.


Efek Samping Jangka Panjang

Penggunaan obat kimia diabetes dalam jangka panjang meningkatkan risiko efek samping. Salah satu efek samping jangka panjang yang perlu diperhatikan adalah pengaruh obat diabetes terhadap penyerapan vitamin B12 dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan pada orang yang mengonsumsi obat diabetes selama lebih dari 4 bulan. Vitamin B12 sangat penting dalam produksi sel darah merah dan berfungsi penting dalam tubuh.

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia megaloblastik, di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah dengan cukup. Kekurangan vitamin ini juga dapat memengaruhi pembuluh darah kecil dan saraf tepi dalam tubuh. Untuk mencegah hal ini, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12.

Selain itu, hipoglikemia juga dapat terjadi sebagai dampak jangka panjang penggunaan obat diabetes. Hipoglikemia merupakan kondisi di mana kadar gula darah menurun di bawah batas normal. Penurunan drastis gula darah dapat berbahaya bagi kesehatan.


Ini Solusinya Obati Diabetes Tanpa Obat Kimia & Suntik Insulin

Kabar baik jika Anda mau cari pengobatan diabetes yang jauh lebih aman dibandingkan obat kimia dan suntik insulin!

Pakailah minyak kelapa murni atau bahasa kerennya adalah VCO (Virgin Coconut Oil). Contoh hasilnya bisa Anda lihat seperti di screenshot ini.



Cara konsumsinya:

Untuk 3 hari pertama: VCO dikonsumsi 4×1 sdm sehari, yaitu pagi 1 sdm, siang 1 sdm, sore 1 sdm dan sebelum tidur malam 1 sdm. Bisa dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau bisa juga 1-2 jam sesudah makan.

Di hari ke-4 dan seterusnya, berikut aturan konsumsi yang perlu Anda terapkan:

  • Kadar gula darah di atas 300 mg/dl: Konsumsi 3×3 sendok makan sehari.
  • Kadar gula darah sekitar 200 mg/dl: Konsumsi 3×2 sendok makan sehari.
  • Kadar gula darah di bawah 200 mg/dl: Konsumsi 3×1 sendok makan sehari.

Catatan: 1 sdm = 5 ml, mengikuti standar lokal, bukan standar internasional.

Semua di atas bisa dikonsumsi setengah jam sebelum makan atau 1-2 jam sesudah makan.

Jika dalam sebulan kadar gula darah normal terus, dosis bisa diturunkan jadi 2×1 sendok makan sehari dikonsumsi 1-2 jam sesudah sarapan dan sebelum tidur malam untuk menjaga kesehatan Anda.

VCO juga bisa digunakan untuk pengobatan luka gangren akibat diabetes, yaitu dibalurkan ke luka 3x sehari, dimana hasilnya bisa Anda lihat di bawah ini...

Tapi perlu dicatat: Pastikan Anda minum VCO yang asli dan berkualitas tinggi supaya terapi Anda tidak sia-sia. Jaman sekarang karena persaingan harga, banyak beredar VCO yang KW terbuat dari minyak kelapa RBD (kena proses kimiawi) atau dioplos dengan minyak kelapa yang dipanaskan.

Jika Anda ragu-ragu dengan VCO di luar sana, Anda bisa memesannya DI SINI



Pola Makan & Gaya Hidup yang Baik untuk Penderita Diabetes

Jika Anda menderita diabetes, tentu perlu tahu apa saja yang baik untuk dimakan dan apa saja pantangannya. Anda juga perlu tahu gaya hidup seperti apa yang harus dijalani. Karena dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang benar, Anda akan bisa mengendalikan penyakit ini atau bahkan jika beruntung dan tidak terlambat, Anda bisa sembuh total.

Berikut pola makan dan gaya hidup yang baik untuk penderita diabetes versi medis holistik:

 

1. Batasi Karbohidrat, Perbanyak Sayur Mayur

Ganti makanan yang kaya akan karbohidrat dengan banyak sayur dan buah-buahan tidak manis, serta daging.

Nasi putih bisa Anda ganti dengan SEDIKIT (kurang lebih seukuran cangkir) beras merah, beras coklat, atau beras khusus diabetes. Semuanya bisa Anda dapatkan di supermarket besar terdekat di kota Anda. Pengganti nasi beras putih lainnya adalah bubur kacang hijau, bubur ubi, atau bubur wortel, ditambah dengan banyak sayur, terlebih brokoli, bayam, dan pare yang sangat baik untuk pasien diabetes.

Anda bisa membuat variasi cap cay di sini. Untuk membuat kue sendiri, Anda juga bisa memakai tepung beras merah, tepung kacang hijau, tepung almond atau tepung lainnya khusus pegiat diet ketogenik. Hindari segala jenis mie dan bihun instant, kecuali mie instan sehat seperti Lemonilo.

Hindari juga susu sapi karena selain protein, susu sapi juga mengandung cukup banyak karbohidrat yang bisa cepat menaikkan glukosa darah. Sapi jaman sekarang juga telah tercemar oleh antibiotik dan hormon sintetis untuk si sapi. Anda bisa mengganti susu sapi dengan susu almond atau susu santan kelapa.

Untuk buah-buahan, hindari buah yang manis. Pepaya, mangga, pisang, dan lainnya adalah buah yang manis jika matang. Jika Anda ingin mengonsumsinya, carilah yang setengah matang.

Pemanis yang bisa dikonsumsi untuk penderita diabetes adalah pemanis dari daun stevia, madu asli, gula merah, dan gula batu. Hindari aspartame atau pemanis buatan yang sering dianjurkan oleh dokter konvensional, karena pemanis buatan tidak baik untuk sistem syaraf Anda.

Untuk madu asli berkualitas tinggi khusus untuk diabetes bisa Anda lihat DI SINI.

Sedangkan untuk pemanis gula merah kelapa yang berkualitas dan asli organik bisa Anda lihat DI SINI.

PERHATIAN! Oleh karena pasien sudah terbiasa mengkonsumsi banyak karbohidrat, seperti nasi, roti, mie, dan manis-manis, pasien akan mengalami rasa lapar dan lemas selama rata-rata 3 hari menjalani pola makan ini. Hal ini masih normal karena gejala tersebut merupakan reaksi tubuh yang masih “kecanduan” dengan pola makan lama. Setelah lewat 3 hari atau lebih, tubuh pasien akan mulai terbiasa dengan pola makan baru sehingga gejala lapar dan lemas akan hilang. Dan setelah itu, pasien justru akan merasakan kesegaran yang lebih besar dibandingkan biasanya oleh karena diet ini mencukupi kebutuhan nutrisi dan kalori yang diperlukan.

 

2. Hindari Kopi, Junk Food, dan Soft Drink

Mengkonsumsi ketiga hal ini akan memperparah kondisi pasien diabetes. Hanya dengan makan junk food 2 kali dalam seminggu, ini menaikkan resiko Anda akan diabetes.

Zat gizi utama soft drink, kalau boleh disebut zat gizi, adalah gula. Tingkat kalori gula pada soft drink reguler (bukan diet) dengan volume 300 ml setara dengan 7 sendok makan gula!

Sedangkan untuk kopi, kafein memang membantu mengurangi resiko terkena diabetes. Tapi bagi yang SUDAH TERKENA diabetes, mengkonsumsi kopi yang banyak kafeinnya justru akan membuat tubuh pasien susah mengendalikan kadar gula darahnya.

Sedangkan untuk teh dan cokelat hitam (tanpa gula) masih bisa ditolerir karena kandungan kafeinnya tidak sebanyak kopi.

 

3. Berolahraga dengan Intensitas yang Sesuai

Olahraga akan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin pasien, sehingga insulin yang ada bisa berfungsi lebih efektif dan tubuh tidak perlu memproduksi insulin terlalu banyak.

Pasien harus selalu berolahraga sesuai dengan kondisi kesehatannya atau sesuai dengan keadaan yang memungkinkan. Untuk berolahraga ini tidak harus yang berat, tapi yang penting adalah banyak gerak dan berkeringat. Contoh olahraga yang bisa dilakukan adalah jalan kaki minimal 30 menit sehari.

Tapi bagi pasien yang sudah terlalu lemah, berolah raga bisa ditunda sampai kondisi pasien kuat untuk melakukan olahraga.

 

4. Hindari Stress

Stress memperlemah daya tahan tubuh dan menghambat proses kesembuhan. Jangan terlalu khawatir akan banyak hal. Tetap lakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan, sisanya serahkanlah kepada Tuhan. Stress adalah tanda Anda kurang beriman bahwa Tuhan bersedia dan bisa menolong Anda.

 

5. Cukupi Kebutuhan akan Tidur dan Istirahat

Seringkali, tidur yang kurang seperti di bawah 6 jam, atau bahkan kebanyakan tidur seperti di atas 8 jam tiap malamnya, bisa meningkatkan resiko Anda terkena diabetes.

Setelah menyelidiki lebih dari 70.000 wanita tanpa diabetes selama 10 tahun, para peneliti menemukan bahwa wanita yang tidur lima jam atau kurang tiap malam lebih cenderung memiliki gejala-gejala diabetes dibandingkan wanita yang tidur tujuh atau delapan jam tiap malamnya. Disamping itu, wanita yang tidur sembilan jam atau lebih tiap malamnya cenderung memiliki gejala-gejala diabetes lebih besar 35%.

Banyak hormon-hormon dalam tubuh kita diproduksi pada saat kita tidur di malam hari. Jadi, jika kita kurang tidur, banyak hormon yang akan berkurang dan inilah yang meningkatkan resiko diabetes.

 

6. Konsumsi Suplemen/Herbal yang Tepat

Untuk mengatasi atau mengendalikan diabetes, jangan hanya mengandalkan pola makan dan olahraga saja. Gunakanlah suplemen/herbal tertentu karena ada banyak pasien yang bukan hanya diabetesnya terkendali tapi juga beruntung bisa sembuh total.

Contoh suplemen untuk penderita diabetes dan aman tanpa efek samping untuk dikonsumsi jangka panjang adalah VCO, ekstrak teripang, minyak ikan, minyak krill, dan cuka apel.

Apalagi jika ada komplikasi seperti gagal ginjal, sakit jantung, asam urat, luka gangren, dll, Anda wajib konsumsi suplemen-suplemen atau herbal.

Jika Anda ragu-ragu dengan suplemen/herbal di luar sana, Anda bisa memesannya DI SINI.

Dt Awan (Andreas Hermawan)


PS: Jika Anda menghadapi kasus diabetes yang memiliki penyakit komplikasi dan Anda bingung bagaimana mengatasinya, silahkan konsultasikan masalah Anda gratis DI SINI.


Danton Awan

Seorang praktisi medis holistik Ananopathy yang mempraktekkan pengobatan dengan nutrisi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Follow MedisHolistik.com untuk rutin mendapatkan update artikel via email >> Follow Sekarang <<